Rabu, 29 Juli 2015

Spam di Penghujung Juli


Beberapa minggu yang lalu saya janjian hang out dengan seorang TEMAN dekat.
Harus bersyukur malam mingguan jalan bareng teman, jarang bisa, maklum putri kamar.
Jomblo tuh bisa bikin kita "sedikit" terhindar dari maksiat. Saya bilang sedikit karena jaman sekarang jomblo juga banyak yang nakal. wakwaw.
*btw sorry saya tidak termasuk
Meski hang out-nya bisa dibilang kurang menyenangkan. Karena ternyata cuma berdua doang, teman yang lain berhalangan datang, dan dua-duanya jomblo dan dikhawatirkan keduanya rebutan pengen curhat. Duh sedih ingatnya.
Jadilah kami ke Es Putar Papabon, sampai disana sekitar setengah 10 malam dikarenakan macet (jarang ada macet di makassar utara kecuali ada sesuatu terjadi. Konser Maroon V di tengah jalan misalnya) dan kita berdua sama-sama gak tau jalan. Teman saya sih masih bisa dimaafkan karena belum pernah kesitu. Nah saya? Bisa dibilang sebulan sekali absen disitu belum juga hafal jalannya. Maklum selalunya nebeng. Plus saya navigator yang kurang baik.
Kami pun memesan es putar pilihan masing-masing. My favorites are nutella, vanilla, oreo.
Tapi ada satu fakta tidak penting tentang saya. Kalau kebanyakan makan yang manis-manis kadang jadi sedikit teler. Contohnya, makan seporsi utuh terang bulan andalan yang coklatnya sampai meluber kemana-mana, keterlaluan banget itu mah. Haha mungkin pencernaan saya sudah eneg makan yang manis-manis tapi hati ini tetap tak kuasa. Tapi hal seperti ini jarang terjadi. Cuma di saat saya sedang banyak fikiran dan sedang dalam mood yang ganas untuk makan. Haha *evil laugh

Tapi nggak semua makanan saya makan coy, tenang, saya masih menyisakan beberapa makanan meski saya sendiri golongan omnive.

Sampai sekarang masih menjadi sebuah misteri kenapa ekha gak bisa dan gak berani makan gado-gado, pecel, dan buah kelor. Pantai please.
Mama saya bilang saya anak yang sangat sangat bisa berkompromi dengan semua makanan sehat seperti sayur dan seafood. Jadi gak cocok banget kalau saya di cap gak suka makan sayur karena nyatanya sayur mayur di gado-gado saya suka semua.

Dan tidak benar juga kalau bilang ekha tidak suka sambal kacang. Wakwaw. Karena nyatanya saya bisa makan sambal kacang apalagi sama siomay aduh jadi ngiler eike. Saat itu ekha kelas 3 SD sedang menemani emak ke pasar, usia dimana sangat menyenangkan menemani mama ke pasar karena pulangnya pasti di traktir hahay. Karena mama cukup lelah abis keliling pasar membeli keperluan rumah tangga, jadi beliau memutuskan untuk membeli beberapa bungkus gado-gado. Saya saat itu lebih terbiasa makan menu rumahan.

Saat sampai dirumah pun saya cuma membantu mempersiapkan alat makan dan meski lapar saya kurang tertarik untuk makan gado-gado, sebaliknya saudara saya yang lain sangat bersemangat. Setelah beberapa kali dipanggil akhirnya saya ikut juga makan. Tapi berhenti setelah beberapa suap. Saya akhirnya melanjutkan main padahal jarang-jarang saya meninggalkan makanan. Dari dulu selalu dibiasakan menghabiskan makanan.

"Nasinya jangan disisain, nanti nasinya nangis. Kasian pak petani bikin berasnya lama".

Saat sudah di bangku kelas 5 SD, saya dan adik-adik saya ditinggal orang tua yang sedang pergi sepanjang siang karena suatu urusan. Tapi ada tetangga saya yang membantu memasak di rumah. Pas saya ikut nimbrung di dapur, ternyata beliau sedang membuat pecel dengan sambal pecel kemasan.
Hmm mungkin setelah berapa lama saya akan tahan untuk makan pecel (gado-gado dan pecel bagiku tidak berbeda jauh)

Dan alamak, saya akhirnya menyimpulkan saya tidak akan bisa makan gado-gado dan pecel setelah saya muntah-muntah dan demam selama beberapa hari setelah mencicipi pecel tersebut. Karena demam dan lesu serta daya tahan tubuh saya menurun, saya akhirnya terserang DBD dan di opname selama 10 hari. Well, bukan pecel yang menyebabkan saya DBD -_- tapi setelah mual dan demam beberapa hari daya tahan tubuh saya menurun dan rentan terserang penyakit.

Setelah memasuki bangku kuliah saya masih mencoba untuk memakan gado-gado dan pecel karena saya rasa makanan ini cukup sehat. Apa yang perlu saya hindari?
Tapi untuk berubah membutuhkan proses :D Saya jadi ingat seseorang. Seseorang yang saat itu sering kepo kenapa saya tidak suka makanan tersebut. Tapi ujung-ujungnya saya akan balik menyerang karena dia sendiri menghindari satu buah, duren. Haha
Pernah suatu hari kami bersama rombongan saat itu pergi ke beberapa perusahaan untuk mencari sponsor acara. Dan rutenya itu melewati pusat kios duren. Saya sendiri cukup ngiler, aroma duren tercium sepanjang jalan tersebut. Tiba-tiba diujung jalan motornya menyepi, ternyata dia mual. Saya hanya tertawa. Kasian juga sih, saya mengerti rasanya. Tapi saya tetap tertawa sampai rombongan kami balik ke sekolah.

Saat itu bulan Desember, salah satu bulan yang selalu bikin saya tenang. Bukan hanya karena akhir semester dan liburan sekolah. Tapi.. musim hujan di bulan Desember. Dan entah kenapa, I always have memories in that month.
Ah sebenarnya saya tidak terlalu suka membahas masa lalu, but my head, oh my. It feels like moments start to play, and i can't hold myself. Duh jadi melankolis begini eike.
Bulan desember 2013 mungkin menjadi salah satu yang paling menyenangkan. Dimana masih memakai seragam putih abu-abu dengan imutnya. Saya baru saja menyelesaikan Prakerin di ABIM selama 6 bulan. Ah betapa rindunya dengan sekolah, terutama studio DKV. Apalagi di tahun akhir sekolah. Rasanya gak akan bisa melepas putih abu-abu. Tapi gak mungkin juga jadi siswi abadi.
Setelah prakerin pastinya siswa kelas 3 disibukkan dengan pembuatan laporan dan persiapan ujian nasional dan ujian lain-lain. Ditambah lagi jurusan DKV akan mengadakan pameran dan PDKT (itu nama program pendiksaran).

Masa-masa tersebut sangat.. sangat saya nikmati sampai saya lulus.
Ingat betapa pusing di kelas, ngebut kerja tugas yang Masyaallah, bantu persiapan pameran, laporan prakerin yang terbengkalai selama 2 minggu, hujan-hujanan, naksir brondong, acara makan-makan di sana-sini. Desember.

Tidak terasa sekarang sudah di pertengahan 2015. Alhamdulillah, banyak banyakin bersyukur, bahkan untuk kejadian yang tidak menyenangkan. Tanpa kegagalan, bagaimana kita mengerti nikmatnya keberhasilan? *haha bissyaaa

Setengah tahun, bertemu dan berpisah dengan banyak orang. Termasuk dia. Dia yang pernah mengganggu saya ujian kompetensi di sekolah dan malamnya masih mengganggu lewat telfon. Dia yang pernah saya masakin indomie goreng, tapi masaknya harus kering katanya. Dia yang isi tasnya amburadul dan tulisannya aduhai. Tapi sekarang waktunya untuk dia masuk ke dunia yang lebih "dewasa". Bagiku dia tetap adik andalan, yang selalu berusaha bersikap dewasa. Dan saya? Tetap childish dan oneng di depannya. Beberapa minggu yang lalu dia mengirim VN, minta di rate katanya. Dan saya oh-in aja. Pas dengar, saya sampai pangling, setelah lebih setahun yang lalu, saya bahkan tidak tau dia bisa main gitar. So far, cukup banyak perubahan.

Dan saya tidak mengerti kenapa pembahasannya jadi lari kesini.
Haha terserah dong saya mau nulis apa.
The last but not least, goodluck ya di sisa bulan 2015 selanjutnya!
Agustus,
September,
Oktober,
November,
Desember.

Selasa, 28 Juli 2015

Batik Seragam Redaksi Go Cakrawala

dari kiri ke kanan atas : Saya sendiri, Riri Aryadi Layouter, Kak Kifli fotografer, dan Kak Sultan Layouter.
Dari kiri ke kanan bawah : Kak Syukur reporter, Kak Herman iklan, Ibu Jus koordinator layouter, Kak Rusli Grafis, Kak Fajar Layouter dan IT, dan Kak Ancha Layouter.


At first, i'm going to say Happy Ied Mubarak!
Minal Aidin Wal Faidzin. Meski yaa, too laaaate banget tapi tak apa dong ya.
Sekarang sudah 11 pm lewat berapa menit gitu tapi masih ada di kantor redaksi.
Ceritanya hari ini para karyawan dibagikan kain batik dengan potret sang Bupati Gowa, bapak H. Ichsan Yasin Limpo. Saya sendiri kurang ngeh dalam rangka apa, tapi akhirnya saya baru sadar, mungkin sebagai kenang-kenangan karena pak bupati sendiri akan menyelesaikan masa jabatannya kira-kira bulan depan. Kain batiknya ini nantinya dijahit sesuai body dan selera berpakaian masing-masing ahay. So far sudah ada gambaran bajunya mesti digimanain, semoga bagus nantinya di acara pelepasan beliau.

Kamis, 23 Juli 2015

Mr. Holiday



Aku sedang meringkuk di sudut paling gelap di ruangan tersebut saat terdengar ketukan pintu. Tok tok tok.. bunyinya berirama dengan detak jantungku. Ya ampun.

"Siapa diluar?", tok tok tok.. Ah iramanya merdu sekali. Aku mengangkat sedikit wajahku, melihat ke arah jendela dan wuss, angin bertiup sepoi-sepoi, membelai tirai dan membiarkan secerca sinar mentari masuk menerangi ruangan yang sudah sangat pengap tapi sebenarnya berukuran cukup luas. Aku berkedip-kedip karena silau kecilnya.

Aku perlahan berdiri, berjalan melintasi ruangan dan berhenti tepat di belakang daun pintu hingga aku bisa melihat teksturnya, meneliti tiap guratan yang tertoreh di permukaannya.
Tanganku menggapai kenop dan dengan sedikit berdebar-debar mulai membuka pintu. Butuh beberapa detik bagi mataku untuk beradaptasi dengan cahaya dari luar.

Yak, not someone but something exactly yang datang kepadaku. Kedua tangannya terbuka, memanggilku untuk datang. Aku terpesona, terpaku memandangnya. Kami bersalaman dan berpelukan seperti sepasang kawan yang lama tak jumpa.
"Lama tak bertemu ya?" Ucapku manis.
"Kamu masih saja seperti itu. Padahal aku selalu menyapa dirimu. Once a week, Ekha", dia menertawakanku. Ah betul juga kenapa aku begitu mendambakannya? Tidak cukup kah aku bertemu dengannya seminggu sekali? Entah.

But its the time. Ini saatnya bagi dia untuk datang, dalam waktu yang lebih lama. Cukup lama untuk membuatmu melakukan banyak hal bersamanya. Membuatmu kembali bertemu sahabat. Menonton koleksi film drama yang sudah tak up to date lagi saking jarangnya dijamah. Pokoknya cukup lama untuk membuatmu bosan dan merindukan kesibukanmu yang dulu.

Setelah beberapa minggu terlewatkan, kami pun akhirnya harus berpisah. Di malam dia berpamitan, dia memberitahuku beberapa hal.
"Jaga kesehatan ya. Supaya kita bisa bertemu lagi".
"Jangan pernah bolos kelas, sekalipun itu sangat membosankan. Karena jika kamu bermasalah dengan nilaimu, waktuku denganmu akan berkurang".

Aku mengangguk padanya, sedikit terharu harus berpisah dengannya. Lagi.
Aku menunggu sampai dia benar-benar tidak kelihatan lagi di ujung jalan.
"Sampai jumpa"
Aku pun berbalik, kembali ke tempatku dan menutup pintu. Saat waktunya tiba dia akan kembali mengetuk pintu itu.

Ya. Sampai jumpa Mr. Holiday :)

Kamis, 02 Juli 2015

Berbakti Sosial


Suatu siang saat sedang duduk-duduk di halte menunggu jemputan,
tidak sendiri sih ada juga seorang mahasiswi yang nampaknya dari fakultas yang sama *secara haltenya emang didepan fakultas* cuacanya sangat gerah dan sayu. Banyak dedaunan gugur di halaman parkiran. Dan anginnya itu loh, menggoda sekali. Bawaannya mau tidur, tapi nggak mungkin di halte juga kan. Lol.

Tiba-tiba saya dikagetkan dengan teriakan-teriakan dari fakultas sebelah,
lumayan sih jaraknya, tapi kedengaran sampai di telinga saya dan teman menunggu saya.
"Itu ada apaan sih, demo, yak?" Tanyaku basa basi dan sksd.
"Bukan demo deh keknya. Soalnya bawa-bawa sapu lidi sama karung gitu".
Akhirnya rasa penasaran kami terjawab saat rombongan berkarung tersebut sampai di kawasan fakultas kami.

"Wahai anak muda, beginikah cara kalian peduli pada lingkungan? Sampah ini saudara-saudara, sampah yang menumpuk dari sikap apatis kalian...bla bla bla"

Seketika saya dan teman seperjuangan menunggu jemputan tertawa tertahan tapi cukup membuat sebagian dari mereka melihat ke arah kami. Yaelah, mereka pake acara mendekat. Sekitar belasan pemuda yang mengatasnamakan pejuang lingkungan mengelilingi halte. Dan mulai meneriakkan berbagai kalimat, mengeluarkan uneg-uneg mereka kepada orang yang kurang tepat.

Well, kenapa saat awal kedatangan mereka kami menahan tawa mendengar orasinya?
Karena sebenarnya fakultas saya ini cukup cukup bersih dari sampah yang berserakan. Yang ada malah daun -daun gugur karena angin. Jadi mereka cuma memungut sampah lapuk dan daun-daun gugur. Next, kenapa saya bilang mereka menumpahkan uneg-unegnya kepada orang yang kurang tepat? Karena di fakultas saat itu tinggal sedikit orang lalu lalang, jadi kalau mau orasi efektif setidaknya massanya banyak biar sekaligus semua mendengarnya.

Dan saat mereka berbondong mengelilingi halte memungut sampah daun, saya hanya berdua dengan mahasiswi tadi. Dan yang buat kami sangat ingin melabrak mereka, karena mereka terus mencerca kami dengan kata-kata yang parah, seolah mereka adalah makhluk innocent setelah keliling dari fakultas satu ke fakultas lain memungut sampah. Saya yang sedang mengangkat hape karena sedang membaca sms dari bapak saya tak luput disindirnya "Yah mungkin kita lebih punya banyak waktu untuk update status daripada menjaga lingkungan sekitar" ujar salah seorang partisipan. "Atau mungkin hati kalian memang sudah tidak ada untuk bertindak", tambah partisipan lainnya. Kamvret.
Sedangkan mahasiswi disamping saya tetap berlagak kalem seperti halnya saya namun wajahnya menunjukkan ketidaknyamanan atas perbuatan mereka mengintimidasi kami. Dia memasang headset dari balik jilbabnya, mungkin udah gak tahan kali ya?. Tapi yang ada para pendekar kesiangan ini masih jugaa berkoar-koar, ampun dah.

Kurang kerjaan banget kalian mengepung halte yang hanya ada dua mahasiswi junior berwajah polos, sedang kalian memungut sampah daun, terus memaksa kami mendengar sindiran tak berdasar.
Sebelum mereka beranjak dari fakultas kami ke fakultas yang lain,  salah seorang mahasiswa yang sudah sangat senior dan sambil menghisap rokoknya menunjuk ke beberapa partisipan cewek yang masing-masing ada membawa karung kecil, kantong plastik berisi sedikit sampah dan daun, dan sapu lidi. Mereka juga tak kalah songongnya. "Lihat lah mahasiswi-mahasiswi ini! Mahasiswi pilihan yang hatinya tergerak untuk berbakti pada lingkungan bla bla bla.."

Okay disini saya sudah tidak tahan tpi sebelum saya berdiri mereka semua sudah berbalik, bergegas menuju fakultas selanjutnya, mungkin nasib korban selanjutnya akan berakhir sama. Haha.
Saya tidak suka meng-underestimate orang lain yah. Tapi kali ini mereka memang berlebihan. Saat mereka membanggakan junior cewek yang ikut aksi, saya sendiri yakin mereka bukan typical seperti itu. Selain dari penampilan yang terlalu perlente, mereka sebenarnya hanya mejeng di rombongan berkarung.

Itu saya simpulkan dari tangan bersih mereka dan isi karung yang tak seberapa,
artinya semangat mereka memungut sampahnya masih kurang
.
Setelah badai benar-benar berlalu, mahasiswi di sampingku pun melepas headsetnya.
"Kamu pernah baksos peduli lingkungan juga nggak?" Tanyaku pada mahasiswi yang sampai sekarang tak kuketahui namanya. "PERNAH SIH YA, TAPI GAK GITU JUGA", haha kami hanya tertawa mesem-mesem. Dia menambahkan "pengertian bakti sosial di dalam pikiran mereka mungkin berbeda"
Yah. Mungkin.
Kalau menurut kamu pribadi gimana?
Bakti sosial adalah bentuk pengabdian kepada lingkungan sosial, terutama kalian mahasiswa agen perubahan, memang untuk meng-influence masyarakat kita perlu turun lapangan dan menunjukkan aksi nyata. Tapi jika sudah seperti tadi? Seakan tak rela jika usaha baksos pungut sampah yang kalian lakukan di bawah terik matahari tidak kalian tunjukkan kpd orang lain. Kalian mau perhatiin lingkungan atau minta diperhatiin orang sih?

Bagaimana dengan saya sendiri?
Oh kalau saya sih ada jalannya tersendiri.
Tapi akhir-akhir ini memang lagi sering aksi sosial.
Iya, akhir-akhir ini kan? *colek kalian ๐Ÿ˜๐Ÿ˜„



Love this Baymax and Hiro fanart. Totoro bus stop parodies

Wisata Karst Rammang-Rammang Maros

Berita basi. Warning. Expired detected.

Aku ingetin yah, ini tuh cerita kedaluarsa,
tapi kenapa masih lanjut baca juga? Kenappa?
Ceritanya memang sudah out of date,
tapi karena pernah niat mau posting dan tidak ada salahnya juga jadi tidak mengapa lah.



Ada yang menarik saat beberapa bulan yang lalu kami ke sana.
Karena saat itu awal mei dan kadangkala hujan, otomatis becek kan, ceweknya rata-rata pakai sneaker tapi untungnya semua pakai jaket.
Sampai di medan ternyata sepatu sangat sangat tidak cocok! 
Sebaiknya ya memakai sendal hiking/trecking gear supaya pijakan lebih nyaman,
dan nggak sedih juga liat sepatu kets andalan lo dikeroyok lumpur.
Pakai tidak pakai jaket itu terserah kalian dan ketahanan tubuh kalian sih ya.

Saat itu kita yang menuju ke telaga bidadari harus melewati area tanah gambut dengan lumpur bisa sampai paha. Ya kali kalau lo tinggal mungkin bisa .. whushh

Jangan sok mau lepas alas kaki begitu liat sepatu lo yang menyedihkan.
Karena di kawasan karst pastilah banyak bebatuannya yang tajamnya lumayan ๐Ÿ˜‚

Di tujuan selanjutnya yaitu di mata air berlian dan gua (lupa nama guanya) yang juga memanjakan mata. Harus menggunakan jasa perahu mesin (alat transportasi utama) sepanjang sungai tapi rawa-rawa gitu. Ngeri-ngeri sedap.

Yah saya bisa menjamin, kalian akan sangat menyukai tempat ini! Pokoknya bakalan suka.
Banyak spot keren lho. Belum lagi tempat ini terbesar ketiga di dunia setelah china dan vietnam.
Baru seperempat jalan ya kita udah pada kumal.
Eh sampai di gunung karstnya, masa kita kalah,
malah ada mbak-mbak pake selop ya ampun, di tanah becek karena gerimis?

Peringatan buat kalian ya.
Entah saya ini pantas atau tidak mengingatkan kalian, yang jelas saya merasa harus menyampaikannya *emang apaan sih kha?
Manusia memang suka menikmati yang indah-indah. Menikmati.
Menjaganya itu yang kayaknya mereka saling menunjuk.
Please jagalah lingkungan, minimal urus sampah lo sendiri.
Jadi ingat cerita tentang gunung dan laut *kayak judul lagu payung teduh haha

Banyak pendaki "karbitan" yang memaksakan diri naik, foto-foto, nulis pesan-pesan titipan tapi juga nitip sampahnya digunung. Emang gunungnya bisa buang sampah apa? Haha lol.

Tidak semua pendaki gunung dan penikmat alam itu mencitai alam.
But everyone of nature-lover does.
Eh kayaknya ada yang aneh dari quote-ku barusan haha.
Intinya nih ya mencintai alam bukan soal lo punya banyak foto di instagram pelesiran di alam bebas, bisa nulis pesan dari ketinggian gunung, jalan-jalan santai dipantai.

Tapi segalanya cyin, segala yang bisa kalian usahain untuk alam.
Mengolah sampah, menghijaukan lingkungan, diet plastik dan banyak lagi.
Yah semua tujuan besar dimulainya dari langkah-langkah kecil guys.
Think globally, act locally.



Menulis 100 Target

Mungkin ada yang langsung ngeh melihat judul diatas.
Oleh karena itu gak usah saya jelasin abstraknya saya ketemu siapa atau saya ikutan training apaan, biar kalian sendiri yang berspekulasi.

Waktu smp pernah sih buat daftar yang seperti ini.
Mulai dari target sepele sampai yang saya rasa sendiri mustahil.
Daftar itu ditulis oleh ekha cilik yang masih berusia 12 tahun.
Tidak lama daftar tersebut pun lenyap begitu saja.

Kemudian saat di smk disebuah kesempatan saya tergerak lagi menulis daftar,
kali ini lebih antusias khas gadis remaja, bahkan daftarnya lebih dari 100 an.
Tidak sedikit yang berhasil saya capai.
Toh, targetnya juga beberapa mudah untuk dilakukan.

Tidak ada peraturan tentang menulis target ini.
Yang jelas target tersebut masih bisa diraih sebatas kemampuan manusia dan berpengaruh terhadap perkembangan kalian ๐Ÿ˜Š
Bisa memotivasi juga.
Karena setiap target yang kalian capai, rasanya pasti sangat menyenangkan, lega, seperti itu

Tapi daftar yang terakhir saya buat berakhir sama, hilang.
Walau saya mencatatnya di microsoft word. Lol
Beberapa saat yang lalu, di sebuah rangkaian acara kampus.
Saya lagi-lagi di dorong untuk hal senada,
menulis daftar target walau konsepnya lebih bervariasi.

Selain itu pikiran saya setidaknya lebih berkembang saat menulis target kesekian kalinya.
Kali ini lebih ke seberapa banyak saya akan berkembang
dan targetnya saling berkaitan satu sama lain.
Sehingga kesannya tidak seperti kalian akan memakan semua makanan dalam waktu bersamaan. Tidak. Tapi makan makanan yang saling melengkapi kebutuhan nutrisi kalian.

Ada hal yang menarik tentang konsep planning dari salah satu orang sukses dilingkungan saya juga.  Sangat detil dan sepertinya menyenangkan ๐Ÿ˜Š
Over all, silahkan mencoba.
Coba dan rasakan dulu sebelum ada yang bilang it wouldn't work


image: google

Listening to This Song


Blogging everywhere







Setelah sebelumnya kalau ditanya kenapa jarang update ciah ada juga yang nanyain 
akunya selalu berkilah "sibuk jarang maen laptop,
buat nge-zuma aja nggak sempet" haha sibuk apaan padahal cuma nggak mood aja.
Yak. Unmood berkepanjangan.

Pasti lah kalian sering tiba-tiba kedatangan ide cuma lebih suka langsung tik ngetik di lappy,
walau kadang sih nulis cakar-cakar di kertas dulu.

Pas tangan sudah bertengger di keyboard, langsung blank.
Sering kan? Belum lagi gak ada wifi mau nyari modem eh modem nggak ada kuota.

Cukup ngeselin.
Alhamdulillah setelah kunjungan pertama di klinik Tong Seng aku akhirnya mendapat pencerahan. Kenapa nggak pake smartphone/ tab aja. Nah ditelusuri ternyata ada aplikasi Blogger for Android di playstore haha maknyuss.

Asking for tutorial? Any?
Please yang nanya cara makenya gimana, aplikasinya sooooo easyyy coy!
Ramah sekali buat kalian yang gak suka ribet, nulis postingan mudah, tinggal log in, tekan ikon pensil, isi judul postingan, ketik entri sesukamu dan klik ikon send.

Kalau belum siap posting no problem, bisa di save di draft kok ๐Ÿ˜Š
Pos yang telah dipublish bisa di cek view juga dengan mengklik ikon mata.
Simple banget khann.

Trus kalau andro nggak ada kuota gimana?
Don't worry guys, ekha punya solusinya.
Ketik aja dulu postingan di aplikasi Note di smartphone kalian, cari wifi nah beres.
Tinggal copy ke Blogger app.

Kalau tidak ada wifi?
Dasar blogger gak modal haha.
Ketik aja dulu di note yah, jaringan numpang hotspot di teman kalian atau punya ibu, bapak, sodara, tetangga.

Masalah selesai. Problem solved.

Yaudah ah, mau istirahat, sudah ada yang sms. Bukan pacar sih yaa, operator hahaha
See you ~

Rabu, 01 Juli 2015

Tampilan Baru - Simpel, Gelap, Misterius


Hulla pembaca yang sedang kurang kerjaan,
karena jika anda sedang banyak kerjaan mana mungkin anda sudi membaca postingan ini.

Well mungkin ada yang bingung dengan tampilan baru blog saya kenapa jadi gelap gotik kayak gini. Dari yang sebelumnya berantakan jadi makin menjadi-jadi haha. Saya nggak mau bilang blog saya jelek, gak tega ah. Cukup bilang "blognya masih tertunda kerennya" ellaaah.


See?
Itu bukan karena lagi galaw kok bukan dooong hari gini galau ewww, bukan karena kesambet juga ampun dah. Tapi lebih karena pertama kebaikan mata. Mata siapa? Ya mata saya dan mata anda sekalian. Sengaja pilih gelap dan template sederhana (seperti yang punyaa ekheemm) untuk mengamankan penglihatan terutama jika stalking tengah malam, emang siapa yang mau stalking elu? Yah ada dong haha. Kedua supaya nggak lama loadingnya. Sebenarnya selalu belajar blog SEO friendly, cuma mudeng nih udah t.u.a kalo kata si Boy ade' kelas saya mah, ditambah lagi saya sekarang cukup sibuk *suiit suiit

Semoga desainnya nggak overload, widget juga udah dikurangin kok.
Tapi heran juga sih kok kalau tes view blog di pc /laptop/ hp lain templatenya rada2 nggak sesuai yang saya lihat di laptop saya. Malah pernah teman saya buka pake wifi malah load kayak mau buka game Dota aja haha. Padahal saya dulunya hanya menggunakan modem Flexi. Lol.
Sekarang sih lebih sering pakai wifi kantor ๐Ÿ˜‚

Apa lagi ya. Oh iya di bawah title bar, diatas menu bar bisa kalian liat widget instagram saya. Foto-foto macam apa itu? Haha. Jadi itu langsung terupdate kok begitu saya upload2 di akun ig saya. Penasaran mau follow? Follow dong yahyah, dijamin kalau minta folbek dikasih, kalau minta like dikasih, komen foto pasti dibalas komennya, asal jangan nanya udah ada yang punya atau belum, pokoknya jangan ๐Ÿ˜‚

Udah deh yah, kasihan kalian harus membaca bacaan tak mendidik ini.
See you ๐Ÿ˜˜