"Di rumah ini gak ada yang ngertiin aku. Papa juga lebih belain mama tiri, huh, lebih baik aku kabur aja dari rumah"
Dasar bocah sinetron.
Sudah banyak sinetron dengan cerita klasik dimana ada
seorang anak yang tidak betah dirumah, entah itu karena aniaya batin
maupun fisik, lebih suka dunia luar, kawin lari, hingga cuma karena
manja, keinginannya tak dipenuhi orangtuanya.
Dulu waktu masih kecil, masih imut-imutnya, saya biasa
melihat "konflik" khas sinetron yang episodenya puanjang benerr. Bukan
karena suka.. Tapi terpaksa karena tak kuasa untuk mengalah dari nenek,
mama, hingga tante. Meski sinetron jadul masih terbilang lebih "aman" daripada
sinetron jaman sekarang, tetap saja ada berbagai hal "menggelitik" yang
bisa kita temukan. Yang namanya drama, ya, drama!
Satu saat, saya pernah melihat adegan dimana seorang anak
kabur dari rumah, saya pun jadi membayangkan (jangan sampai terjadi,
Naudzubillah) bila saya yang jadi anak tersebut dan kabur dari rumah.
Saya akan membawa 1 tas ransel (kabur yang direncanakan),
membawa beberapa pakaian, biar nanti gak gembel-gembel amat, mukena,
satu buku, gak usah bawa banyak soalnya sekalian bolos sekolah, dan
persediaan makanan secukupnya. Bagaimana kalau kehabisan duit dan
kelaparan? Nanti di jalan singgah di warung, bayarnya
bolehlah diganti cuci piring, kalau sudah malam tinggal numpang di
masjid, beres, gampang kan?
Gampang gundulmu!
Gampang gundulmu!
Ada pengalaman lucu datang dari adek kelas saya di DKV,
Murthada Fadli, yang ngaku kalau waktu kecil pernah punya rencana
minggat dari rumah! Alamak!
Saat itu Fadli yang masih polos merasa BT dan akhirnya
berencana kabur. Dasar bocah korban sinetron! Haha. Tapi emang dasar si
Fadli, setelah packing barang yang mau dibawanya dalam koper (nih anak
asoy bener, mau minggat atau pelesir ria?) baru
melangkah keluar dari kamar, ia tertangkap basah oleh Ayahnya,
"mau kemana? Mau kabur, ya?", tanya Ayahnya.
"Sebelum pergi, makan dulu sana".
"mau kemana? Mau kabur, ya?", tanya Ayahnya.
"Sebelum pergi, makan dulu sana".
Fadli yang memang dirancang untuk tidak bisa menolak segala bentuk
makanan, setuju untuk makan dirumahnya sebelum pergi. Apakah kemudian
rencana Fadli terlaksana? Tentu tidak. Haha. Kenapa harus kabur kalau
dirumah lebih nyaman? Ada yang masakin pula. Makanya
jangan buat keputusan di saat emosi menggebu-gebu. Fadli Fadli -_-
By the way, Murthada Fadli ini, yang semester lalu sempat
prakerin di kantor tempat saya bekerja, jago banget desain. Memanfaatkan
kepolosan kemurahan hatinya, saya dibuatkan artwork
lho!
Saat ini, cowok alay tersebut sedang menjalani masa Ujian Akhir-nya di SMK, goodluck ya lelaki korban sinetron!