Menonton film bisa kita sebut rutinitas sabtu malamnya Ekha di liburan semester kali ini, karena sepanjang yang saya ingat hal itulah yang saya lakukan wqwqwq
Well, sabtu malam kemarin, saya menonton marathon tiga film sekaligus. Dibuka dengan film yang dibintangi Katie Holmes, Touched With Fire (2016) dilanjutkan Infinitely Polar Bear (2015), kemudian ditutup dengan film yang berbeda dari dua film sebelumnya, Zombieland (2009).
Setelah lebih dari enam jam nonton marathon, ngos-ngosan liat Emma Stone dikejar zombie, perut sudah keroncongan, mata sepet-sepet makan sahur nonton tivi eh itu sih lirik lagunya OVJ ya hoho yang paling utama, saya merasa ada korelasi di ketiga film tersebut.
Entah benar ada korelasinya atau tidak, atau sayanya aja yang maksain ada, ayo kita cari tahu.
Film pertama, Touched With Fire.
Garis besar dari film ini adalah kehidupan orang-orang yang mengidap Bipolar. For the first time in my life, melalui film ini, saya mendengar istilah Manic Depressive, Lithium, dan bagaimana negara lain di luar sana menangani orang Bipolar (kalau di Indonesia sendiri saya tidak tahu menahu ya).
Lucia Carla (Katie Holmes) adalah seorang penyair yang sedang dalam pengobatan karena Manic Depressive yang dialaminya semakin memburuk. Pada musim gugur, Carla harus mengikuti sebuah terapi kelompok di rumah sakit jiwa. Di sanalah ia bertemu Marco (Luke Kirby) yang juga menyebut dirinya penyair.
Marco sangat terobsesi dengan bulan karena nama penanya adalah Luna. Lebihnya ia menganggap jika dirinya bukan berasal dari planet bumi tapi tempat lain di ruang antariksa dan yakin suatu saat bisa pulang ke sana (Mungkin Marco juga terobsesi dengan The Little Prince?).
Hubungan mereka kian erat manakala setiap malam, mereka mengadakan pertemuan rahasia di ruang relaksasi dan melakukan ini dan itu (bingung bagaimana mendeskripsikannya haha), intinya, setelah pihak RSJ mengetahui keadaan mereka semakin gila jika mereka bersama, maka Carla dan Marco pun dipisahkan.
Sumber klik disini |
Setelah masa terapi selesai di musim dingin, Carla dan Marco pulang ke rumah masing-masing. Meski sempat dihalang-halangi untuk bertemu, finally keduanya berhasil bertemu kembali.
Tak ada yang bisa menghalangi kalau cinta sudah berbicara hohoho.
Orang-orang di sekitar mereka tentu saja tidak mendukung hubungan keduanya. Karena (seperti yang terjadi di terapi kelompok) kesehatan mental mereka akan semakin memburuk jika bersama. Apalagi keduanya sangat susah kalau disuruh minum obat, kayak saya jaman masih kecil dulu ngoahaha
Segitu aja sih, takutnya nanti spoiler. Tapi ya intinya film ini mengisahkan kisah cinta biasa namun dialami orang yang tidak biasa #eaa
Film kedua, Infinitely Polar Bear.
Hampir sama dengan film pertama, film ini juga mengangkat kisah seorang lelaki berkeluarga, Cam Stuart yang mengidap Bipolar. Bedanya dari Touched With Fire, film ini lebih ringan, tipikal film keluarga lah.
Dikisahkan, Cam Stuart (Mark Ruffalo) dan istrinya, Maggie (Zoe Saldana) memiliki dua orang putri, Amelia (Imogene Wolodarsky) dan Faith (Ashley Aufderheide), keluarga kecil yang bahagia. Film ini sama sekali tidak menyinggung isu perbedaan warna kulit meski settingnya berlatar Amerika akhir tahun 70-an.
Sumber klik di sini |
Karena depresi Cam yang tiba-tiba memburuk, ia harus menjalani terapi dan tinggal terpisah dengan istri dan anak-anaknya. Sejak saat itulah Maggie menjalani dua peran sekaligus, sebagai ibu yang merawat kedua putrinya dan sebagai tulang punggung keluarga.
Suatu hari Maggie berhasil mendapatkan beasiswa master di sekolah ekonomi dan memutuskan untu mengambilnya demi karir dan kehidupan yang lebih baik bagi keluarganya. Tak ada pilihan lain, Maggie meminta sang suami untuk menjaga anaknya selagi ia sekolah di New York, which is di luar kota dan hanya bisa pulang setiap akhir pekan saja. Yang kita lihat di film ini bukan tentang seorang lelaki pengidap penyakit mental, tapi lebih tentang ayah dan putri-putrinya. Seorang ayah tetaplah ayah.
Karena saya orangnya mudah tersentuh (lalala), tentu saja saya merasa terharu melihat perjuangan keluarga kecil ini.
Terakhir, Zombieland.
Lah memang apa korelasinya film zombie-zombie-an dengan dua film tadi?
Untuk selamat di Zombieland alias dunia yang dimana-ada ada zombie, kita harus disiplin dan patuh kepada aturan. Setidaknya itu yang dilakukan Columbus (Jesse Eisenberg). Columbus sedang dalam perjalanan menuju Columbus, that’s way dia dipanggil Columbus oleh Tallahassee yang berencana pergi ke Tallahassee (@#$%!&*#)
Di perjalanan Columbus dan Tallahassee bertemu Wichita (Emma Stone!) dan adiknya, Little Rock (Abigail Breslin). Kenapa mereka memakai nama samaran? Karena awalnya mereka yakin, lebih baik jika tidak terlalu terikat dengan orang lain di Zombieland. Menjaga diri sendiri adalah lebih penting untuk bertahan hidup.
Nah, ini dia poin korelasinya, RULE #32: ENJOY THE LITTLE THINGS.
Dalam keadaan sesulit apapun, selalu ada hal kecil yang bisa dinikmati. Begitu kira-kira.
Bukan karena kita sedang susah-susahnya, jomblo karatan, dompet kering kerontang, nilai semester tidak sesuai harapan, gebetan ditikung teman sendiri, pokoknya sesusah apa pun kita, jangan pernah biarkan orang lain melarang kita untuk bahagia.
Walau bagaimanapun, mendengarkan perkataan orang lain itu perlu bung, tapi pada akhirnya diri kita sendiri yang harus menentukan.
So, apa agenda kalian malam ini?