Sudah pertengahan bulan Oktober, gak lama lagi November, trus
Desember. Sekarang-sekarang saja sudah sibuk gila, gak sanggup bayangin
besok-besoknya. Terutama di semester 5 ini ada pementasan drama, puisi, dan
film. Belum orderan crafting yang datang semena-mena. Kadang, aku dengan
egoisnya mangkir, bolos dari kelas astaghfirullah.
Tapi mengeluh bisa bantu
apa? Malah menambah beban yang sudah berat sedemikian rupa. Kamu harus strong
Ekha!
Tapi bagus sih kalau sibuk. Kemarin pas lagi kosong aku malah
bingung mau ngapain hahaha. Paling membaca. Kebanyakan buku pelajaran dan novel
lama. Belum bisa foya-foya di toko buku, pengeluaran semester ini kan ada
banyak sekalee. Gile aje belanja belinji novel tapi tidak memperhatikan buku
pelajaran (yang seringkali sekadar dibeli, belum tentu dibaca sampe tamat)
hahaha.
Jadi selama Agustus sampai Oktober aku hanya membeli 7 buku, dapat
3 buku pemberian, 1 e-book plus 5 buku pinjam dari teman hehehe. Tapi daftar
buku yang ingin kubaca masih banyak banyak banyak sekali. Pengen cepat-cepat
selesai semester 5 aja. Huhu. Atau kamu mau berbaik hati kirimkan aku buku? Ah
aku gak mungkin menolak.
Agustus
- Victor Hugo – Les Miserables 2: Cosette
- Gaston Leroux – Mystery of Yellow Room
- Idrus – Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma (e-book)
- Charles Dickens – Charles Dickens’ Ghost Stories
- Ernest Hemingway – The Old Man and The Sea
- Nawal El Saadawi – The Circling Song
- J.K Rowlings – Harry Potter and The Order of The Phoenix (pemberian)
- Haruki Murakami – Norwegian Wood (pemberian)
- Esi Lahur – From Flores With Love (pinjam)
- Pidi Baiq – Dilan: Dia adalah Dilanku Tahun 1990 (pinjam)
- Pidi Baiq – Dilan bagian ke dua: Dia adalah Dilanku Tahun 1991 (pinjam)
- Pidi Baiq – Milea: Suara dari Dilan (pinjam)
- Ahmad Tohari – Mata yang Enak Dipandang (pinjam)
Oktober
- Jostein Gaarder – Dunia Cecilia
- Eka Kurniawan – Perempuan Patah Hati yang Kembali Menemukan Cinta Melalui Mimpi
- Eka Kurniawan – O (pemberian)
Memang selama tiga bulan ini aku banyak membaca di bulan
September dibanding bulan lainnya, soalnya sudah back to campus, jadi rasa-rasanya aku ngebut membaca
sebelum tugas-tugas kuliah menginvasi hari-hariku. Ini aja sebenarnya ada tugas
tapi gatau tugasnya apa, gak merhatiin di kelas sih hahaha bentar deh saya hubungi
ketua tingkat. Belum desain stiker untuk penggalangan dana kelas, ampun, besok
deh ke percetakannya haha. Sekarang bikin review dulu. Mumpung di depan laptop.
1.
Victor Hugo
– Les Miserables 2: Cosette
Pertemuanku dengan buku ini tidak direncanakan. Sore itu aku
sedang jalan-jalan gaje di M’Tos (Makassar Town Square) berdua sama temanku
setelah diskusi blognya dia. Pas lewat di TB Graha Media, eh sengaja lewat situ
sih, soalnya di sana banyak buku obral. Dan jreenggg, aku heboh sendiri begitu
melihat buku ini. Terharu. Dan tau harganya berapa? Cuma 25 rebuuuu! Yah walau
belum punya buku pertamanya, aku tetap baca. Gapapa kok, kan pernah liat
filmnya, jadi ya ketinggalannya tidak jauh-jauh amat.
2.
Gaston
Leroux – Mystery of Yellow Room
Aku tidak punya banyak buku kasus seperti ini, tapi sebenarnya
suka. Apalagi Sherlock Holmes, animenya Conan Edogawa juga. Dan ini buku Gaston
Leroux pertama yang kupunya. Sama dengan Les Miserables 2, buku ini kubeli di
M’Tos juga, dan harganya 20 ribu. Setelah berpikir cukup alot dikarenakan eike
juga sebenarnya pengen makan-makan di kaefci, pada akhirnya membawa buku cover
kuning ini ke rumah.
Salah satu yang membuatku tertarik dengan buku ini, karena
covernya cantik. Pembatas bukunya juga cantik, seperti gantungan pintu. Sesuai
ceritanya, yaitu kasus pembunuhan di ruang tertutup.
Review baca di sini: Buku: Mystery of Yellow Room
3.
Idrus – Dari
Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma (e-book)
Satu dari sedikit e-book yang berhasil kutuntaskan (soalnya lebih
enak baca yang fisik). Ini buku klasik yang baru tahun ini aku baca. Padahal
pernah liat buku ini di perpustakaan jaman sekolah. Ternyata bukunya bagus.
Kenapa gak baca dari dulu ya?
Dulunya aku selalu bertanya-tanya ada apa dengan judul buku ini.
Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma. Setelah baca, baru deh penasaranku
terbayarkan.
4.
Charles
Dickens – Charles Dickens’ Ghost Stories
Aku sebenarnya lagi cari bukunya Charles Dickens yang Oliver
Twist, tapi dapat yang ini. Dan harganya cuma 20 ribu rupiah di TB Pelangi Ilmu
(dekat kampus UNM Parangtambung).
Buku ini berisikan 3 cerpen horor legendaris Charles Dickens.
Yaitu Kidung Natal, Anak yang Memimpikan Bintang, serta Lelaki yang Dihantui & Penawaran Sang
Hantu.
Seram? jujur enggak juga. Tapi aku terbuai dengan keindahan gaya
menulisnya Charles Dickens.
5.
Ernest
Hemingway – The Old Man and The Sea
Salah satu buku favoritku, alasannya:
Pertama, aku sangat menikmati ceritanya sampai merasa sanggup
membacanya berulang-ulang.
Kedua, buku ini sudah lama masuk daftar wishlist dan aku akhirnya
mendapatkannya di TB Al-Farabi dekat kampus 1 UIN Alauddin Makassar.
Ketiga, belinya bareng dia cieeee, Lol.
6.
Nawal El
Saadawi – The Circling Song
Novel ini
juga aku beli di TB Al-Farabi. Toko ini terletak di ruangan yang berada di
lantai satu suatu rumah berukuran 3x3 meter (kalau tidak salah sih, soalnya
kemampuanku memperkirakan ukuran begitu lemah). Tapi walau kecil, koleksi
bukunya bagus-bagus. Aku bertekad ke sana lagi setelah gajian bulan depan.
Soal buku
ini sendiri, aku bacanya agak lama, dan bahkan di bagian tengahnya aku baca
beberapa kali, tapi masih susah pahamnya hehehe. Seperti buku Nawal El Saadawi
yang lain, jujur selalu bikin isi kepalaku jungkir balik, bagiku bahasanya
belibet, entah ini dari sananya atau faktor terjemahan dari Mesir ke Indonesia
(mungkin sebelum ditranslate ke Bahasa, bukunya diterjemahkan ke English dulu
makanya membingungkan, entahlah).
Tapi yang
kutangkap, sang penulis yang merupakan aktivis feminism dari Mesir ini melalui
kisah hidup Hamida dan Hamido, menggambarkan kebobrokan Mesir dalam melindungi
hak asasi anak perempuan. Utamanya melindungi mereka dari kekerasan seksual.
Aku serasa sesak di 2/3 buku, membayangkan nasib anak-anak perempuan seperti
Hamida.
7.
J.K Rowlings
– Harry Potter and the Order of The Phoenix
Selama ini aku hanya menonton semua filmnya. Ini satu-satunya buku
Harry Potter yang kumiliki, itupun pemberian haha. Dari Apriadi Rodin yang
beberapa minggu sebelumnya berangkat ke Pare. Dan aku minta dibawakan oleh-oleh
buku. Jadi oleh-oleh ini sekalian hadiah ulangtahun, katanya.
Di antara ke
tujuh seri Harry Potter, aku sangat sangat menyukai yang satu ini. Di film,
Order of The Phoenix bahkan lebih keren daripada The Half Blood Prince yang Ron
jadi Wonwon apalah. Dan di episode ini aku jatuh hati dengan karakter Luna
Lovegoods.
8.
Haruki
Murakami – Norwegian Wood
Buku ini aku
dapatkan tepat di hari ulangtahunku yang ke-20. Hadiah dari seorang teman,
namanya gak usah di-mention, soalnya dia rese hahaha tapi makasih ya kadonya.
Sebenarnya hari itu dia bawa 2 buku, Norwegian Wood dan satunya lagi From
Flores With Love, yang kemudian menjadi milik saudara kembarku yang juga
berulangtahun (ya iyalah).
Sebenarnya
aku sangat mendambakan buku Murakami yang lain, IQ84 (jilid 1 sampai 3), tapi
dapat ini sudah syukur Alhamdulillah.
Review baca di sini: Norwegian Wood & Remaja Kepala Dua
9.
Esi Lahur –
From Flores With Love
Buku ini datangnya bersamaan dengan Norwegian Wood. Tapi yang ini
untuk saudari kembarku, Ikha. Tapi aku baca duluan hehehe.
Buku ini berhubungan dengan buku Esi Lahur yang lain, From
Sumatera With Love (FSWL). Dibilang sekuel mungkin bukan sih. Meski di buku
From Flores With Love (FFWL), ada dua karakter FSWL yang ikut, yaitu Clarissa
yang menjadi tokoh sentra, dan Krisna.
10. Pidi Baiq –
Dilan: Dia adalah Dilanku Tahun 1990
Malam itu (ciah) sepulang dari kantor, dia meminjamiku buku Dilan.
Siapa dia? Ada dehh haha. Sesampainya di rumah, aku makan, bersih-bersih, dan
langsung cari pw (posisi wuenak) buat membaca. Akhirnya aku berhasil
menyelesaikan buku itu empat jam kemudian, sekitar pukul tiga dini hari (dengan
perasaan berbunga-bunga)
Seperti semuaaaaa gadis lain di luar sana, aku juga berandai-andai
bertemu lelaki seperti Dilan. Ah tapi masih dalam tingkat “berandai-andai”, aku
tidak sampai “mendamba” bertemu dengan sosok Dilan.
11. Pidi Baiq –
Dilan bagian ke dua: Dia adalah Dilanku Tahun 1991
Baca ini, baru di ¼ bukunya, sedihnya aku langsung berpendapat biasa-biasa
saja. Tidak se-excited waktu baca buku pertamanya. Itu kalau menurut pengalaman
aku, gatau sih kalau kalian. Alasannya kenapa nanti di postingan selanjutnya deh hehe *utang lagi satu postingan
12.
Pidi Baiq –
Milea: Suara dari Dilan
Gaya penulisannya masih sama, masih asik. Tapi jujur (ini cuma
pendapatku pribadi ya), menghabiskan Dilan: Dia adalah Dilanku Tahun 1990 sudah cukup bagiku. Justru membaca
Dilan jilid dua dan Milea: Suara dari Dilan rasanya menginterupsi kesenanganku
dengan Dilan (yeah, it’s all about Dilan).
13. Ahmad Tohari
– Mata yang Enak Dipandang
Buku berikutnya yang dipinjamkan dia padaku (ciah). Buku ini dari
aku semester 2 mau sekali aku baca. Selalu liat kalau di Gramed sih, tapi cuma
lewat, tidak ada niatan beli. Mungkin suatu saat, pikirku. Dan tadaaaa, bukunya
berhasil aku baca tanpa beli, pinjam dooong. hahaha.
Buku ini berisi 15 cerpen yang ditulis Ahmad Tohari dalam rentang
tahun 1983-1997, yang sudah dimuat di sejumlah media cetak kala itu. Fokus
cerita buku ini mengangkat kehidupan orang-orang kecil atau kalangan bawah
dengan segala lika likunya. Dan judul buku ini, Mata yang Enak Dipandang
diambil dari salah satu cerpen di dalamnya.
Review Buku: Mata yang Enak Dipandang
14. Jostein
Gaarder – Dunia Cecilia
Kali kedua aku bersua dengan “anak” Jostein Gaarder. Setelah
kemarin dengan anak laki-laki bernama Hans Thomas di Misteri Soliter, kini dengan Cecilia, yang mengalami keajaiban di malam Natal bersama
malaikat Ariel.
Buku ini kutemukan di TB
Al-Farabi (yang sejak bulan lalu aku menjadi langganannya). Harganya
tepat 39 ribu rupiah. Aku membelinya saat kelas sedang kosong, dan tidak tahu
mau ngapain. Jadilah aku ke Al-Farabinya sendiri, naik angkot padahal kampusku
dan Al-Farabi hanya dipisahkan gedung BI. Tapi tidak mungkin sanggup berjalan
sejauh itu di pukul 2 siang. No way.
Sampai sekarang aku berharap bisa bertemu dengan Sophie Verden,
Anna, Maya, dan lainnya.
15.
Eka
Kurniawan – Perempuan Patah Hati yang Kembali Menemukan Cinta Melalui Mimpi
Aku jatuh hati pada buku ini. Tulisan Eka Kurniawan selalu menarik
perhatianku, termasuk judul yang dipakainya. Seperti buku ini yang judulnya
panjang, sedangkan bukunya yang lain memiliki judul yang begitu pendek, “O”,
hanya satu karakter. Saat ini buku Eka Kurniawan yang mau sekali kumiliki
adalah.. arg.. semuanya!! Pernah ya, aku ke Gramed rencana beli salah satu
bukunya malah tidak jadi karena tidak kuasa hanya membeli satu di antaranya.
Malah pengen ngeborong, hiks.
Sedang buku ini aku beli di TB Al-Farabi, bersamaan dengan bukunya
Dunia Cecilia. Pas liat buku ini di rak, aku ambil tanpa berpikir sama sekali.
Kemudian balik ke kampus naik bentor. Sampai di kampus, buka segel langsung
baca hahahaks.
16.
Eka
Kurniawan – O
Bacaannya masih on process. Buku ini adalah kado (yang terlambat)
dari Riri Aryadi, teman jaman SMK yang juga satu kantor. Belinya barengan,
minggu lalu di Gramedia MP (Mall Panakkukang).
Sebenarnya kado buku ini by order sih hahahaha pas lebaran haji
kemarin aku bilang, nanti ulangtahunku gausah dikasih kue, kasih buku aja (ehe ngelunjakk).
Tapi karena si Riri memang andalan, baik hati, kemarin ada late surprise,
ditraktir makan juga, eh dibeliin buku juga. Mantaps sekali kamu hahaha.
Then,
Review bukunya kok banyak yang gak bener hahaha. Oke janji review isi bukunya nyusul di postingan terpisah, ya. Disini sudah tidak sempat.
Udah itu
aja, makasih sudah baca^^
Kepanjangan, ya? Tadi rencana postnya mau dipecah, tapi takut
hilang mood, hehe.