Memasuki
bulan Februari tahun 2017 lalu (yas, 11 bulan yang lalu) finally I’ve got a new berfaedah hobby─merajut. Tapi
lebih tepat disebut mengait sih, alias crocheting. I didn’t know, why all in
this earth I suddenly up to learn crochetting.
Saat itu, karena tidak tahu belajar dari mana dan mulai
dari mana, jadi kupikir lebih baik untuk masuk komunitas atau perkumpulan
tertentu untuk belajar merajut dasar. Sebutlah pengetahuanku nol, yang kutahu
hanya saya sangat ingin belajar merajut. Setelah bertanya kiri kanan, temanku
menyarankan satu komunitas rajut di Makassar, tapi sayang persyaratannya adalah
sudah bisa merajut, paling tidak merajut dasar, I’ve told you, saya belum tahu
merajut sama sekali.
Karena sudah
niat sekali, saya memutuskan untuk belajar otodidak. Nonton beberapa video
crochet tutorial ‘for dummies’ di Youtube (ternyata ada banyak sekali!) dan googling
apa saja yang perlu disiapkan untuk pemula seperti saya ini.
Ada berbagai
peralatan rajut, tapi yang paling penting untuk saya miliki adalah: benang
rajut dan hakpen! Selebihnya nanti saja mengikuti kebutuhan. Intinya saya harus
mulai belajar mengait dulu.
Karena
memang masih awam, beli alat dan bahan saja saya tidak tahu harus ke mana.
Tempat yang pertama kutuju adalah.. Toko Harapan yang ada di pasar sentral.
Kupikir beginian pasti adanya di toko jahit. Ternyata tidak semua sih haha.
Soalnya setelah dari toko Harapan saya masih mau beli benang tapi malas antri
(tahulah bagaimana antrian kasirnya di Harapan) jadi saya singgah ke beberapa
toko jahit di sentral dan hasilnya nihil.
Saat masih
di dalam toko Harapan, saya tidak sulit menemukan benang rajut. Tapi benang
rajut yang tersedia hanya dua jenis, katun dan polister 100 gr. Setelah
mengambil benang warna merah dan kuning, saya masih bingung gimana beli
hakpennya. Kebetulan, pas saya masih berdiri-berdiri gaje, ada dua mbak-mbak
yang ngobrol dan sebut-sebut hakpen,
like the answer fall from the sky, saya pun mengekor di belakang mereka.
Tapi bingung
juga sih pas ditanya mba tokonya saya mau ukuran berapa. Huuk, ternyata pakai
ukuran segala. Hehe waktu itu saya belum tahu kalau di kemasan benang sudah ada
keterangan ukuran hakpen/breien untuk benang tersebut.