Tulisan Aulia mengungkapkan kegelisahan yang sama dengan semua perempuan saat harus berjalan kaki. Termasuk perempuan yang menggunakan hijab juga cadar pun tetap tidak bebas dari catcalling. Meski muncul dengan variasi yang berbeda. Saya sebut beberapa contohnya ya: Assalamualaikum ukhti. Masyaallah ukhti. calon istriku yang salihah. Dsb dsb yang kebanyakan terdengar cringey memang. Kalimat-kalimat tersebut tidak bisa dikatakan sebagai sebuah pujian. Menurutnya, pujian mestilah bermaksud untuk membangun satu sama lain dalam prosesnya mengembangkan relasi antara pemberi dan penerima pesan. Bahkan bila yang dilontarkan adalah sebuah kalimat salam sekalipun tidak bisa kita lihat sebagai sebuah interaksi. Catcalling hanya eksis dari si pemberi. Kenapa banyak yang menutup mata betapa suitan seperti itu mampu membunuh kepercayaan diri seseorang yang tidak menyukainya. Selanjutnya bisa saja lebih berbahaya daripada catcalling. Karena ketidaksungkanan pelaku catcalling merupakan gambaran relasi kuasa yang timpang.